Kabar duo raksasa otomotif kedua dan ketiga di Jepang, Honda dan Nissan semakin kuat. Sejak Maret 2024 lalu kedua perusahaan tersebut sepakat untuk mencari peluang kerjasama di bidang mobil listrik untuk menghadapi gempuran mobil listrik asal Tiongkok seperti BYD dan dari Amerika seperti Tesla. Mitsubishi pun ikut dalam pembahasan ini pada Agustus 2024. Sebagai informasi, Nissan adalah pemegang saham terbesar di Mitsubishi saat ini.
Pembahasan ini muncul setelah banyaknya kabar yang beredar bahwa perusahaan elektronik raksasa asal Taiwan, Foxconn, atau yang Hon Hai Precision Industry.Co menawarkan akuisisi atas Nissan yang sedang dalam kesulitan keuangan. Banyak yang menilai bahwa kerjasama Nissan-Honda ini adalah langkah alternatif yang diambil Nissan dalam menyelamatkan perusahaan. Dominasi mobil listrik asal Tiongkok seperti BYD sejak 2023 juga menjadi salah satu faktor utama.
Dikutip dari kyodonews.net, Toshihiro Mibe selaku presiden direktur Honda menyatakan bahwa masih adanya potensi kerjasama yang lain dengan Nissan dan Mitsubishi. "Kami sedang mempertimbangkan adanya potensi kerjasama di bidang lain selain mobil listrik, namun untuk saat ini belum."
Apabila merger ini terjadi maka Nissan-Honda-Mitsubishi akan menjadi grup otomotif terbesar ketiga berdasarkan penjualan setelah Toyota dan Volkswagen yang saat ini juga sedang dilanda krisis keuangan.
Namun kabar merger ini akan menghadapi kendala salah satunya terkait kondisi politik di Jepang. Potensi PHK besar pun dapat terjadi dan potensi pemutusan kerjasama dengan pabrikan otomotif asal Perancis, Renault yang juga dianggap penting dalam proses tersebut. Pembahasan berikutnya akan berlangsung minggu depan antara kedua belah pihak, dikutip dari TV lokal Jepang TBS Channel.
Mari kita tunggu kelanjuta dari merger duo raksasa Jepang ini. Apakah ini akan menjadi ancaman baru bagi BYD yang saat ini sedang "naik daun" atau malah sebaliknya?